Random Picks

Free 

Web Site Counters

Latest Articles

Goes to PekanBaru

Dear All,,

---------------------------


Tepatnya pada hari Minggu pagi saya beserta keluarga saya (Aku,Adek,Nenek,Kakek,Pa2)
Igin pulang / kembali ke kota duri, jadi saya dan keluarga dari Pekanbaru menuju duri berangkatlah pada pukul 10.00 Am, Pagi. Pada saat setelah tiba di minas, ketika mobil saya memotong sebuah Truck kayu dengan kecepatan tinggi ( 120 Km ) karena mobilnya begitu panjang. Setelah mobil Truck tersebut telah terpotong lalu jalannya langsung tanjakan, lalu ayah saya menggas mobil tersebut terus ( 110 km ) pada saat berkecepatan tinggi pada saat mendaki tanjakan tersebut tiba tiba saja mobil saya mengalami pecah pada kaca, jadi seketika terbunyi tezztsrssdsddz.... bunyi pecahan kaca mobil yang terdapat di depan (KACA DEPAN) jadi penglihatan saya langsung tak nampak, yang nampak oleh mata saya hanyalah pecahan kaca yang masih lengket, lalu ayah saya langsung Mengerem mendadak lalu pergi untuk ke tepi / ke pinggir.
setelah sampai di pinggir saya dan ayah saya turun untuk melihat kondisi di luar, tak lama kemudian ayah saya mengambil kunci inggris untuk membolongkan sebagian kaca depan, tepatnya untuk penglihatan supir, agar dapat melihat maka di bolongkanlah sedikit kaca tersebut. Setelah kaca tersebut bolong lalu saya duduk di bangku depan sebelah supir, kakek saya yang berada di depan langsung pindah posisi ke belakang dan bergantian duduk dengan saya, jadi saya yang duduk di depan.Lalu berjalanlah kami kembali, Pada saat perjalanan tepatnya pada kecepatan 40km/jam kaca depan mobil saya bergoyang goyang seakan copot dan pecah berai ke depan muka saya. Mungin kaca yang pecah dan masih lengket tersebut tak dapat menahan angin yang begitu keras,, lalu ayah saya kembali untuk menepikan mobil lagi. Lalu saya turun, ayah saya mengambil kainlap yang di alaskan ke telapak tangan, lalu langsung memecahkan / mendorong kaca yang lengket tersebut ke depan dan akhirnya kaca yang lengket tersebutpun pecah berai semua. Tampak mobil saya dari luar tanpa kaca,, Lalu setelah itu saya beserta keluarga kembali untuk melanjutkan perjalanan kembali ke duri. Sebelum mobil jalan, jendela kaca semua di tutup di kiri-kanan mobil, untuk menghadang masuknya angin dari depan kaca yang bolong tadi....Lalu jalanlah mobli saya untuk melanjutkan perjalanan kembali ke duri....


KACA DEPAN MOBIL YANG PECAH



Sesampainya di Duri muka saya hitam-hitam, mungkin karena debu yang masuk dari kaca yang bolong tersebut....dan saya pun tertawa-tawa.

Mungkin itulah pengalaman saya melihat kaca mobil saya pecah....Biasanya hanya melihat kaca mobil orang pecah, kina saya telah merasakannya.mungkin ini pengalaman menarik saya...





Thank's
BaLaDiL iLham M.

FW: [HES MOMENT] : Hati-Hati dengan Jarum pentol....sungguh berbahaya........

Dear All,,

Semoga articel Ini berManfaaT!!!..............

Saya menDapat kiriman E-MAIL>>

Dear Baladil.
FYI

Mlg

______________________________________________
From: Yani, Akhmad (akhyani)
Sent: Friday, March 13, 2009 1:41 PM
Cc: CPI HOOU-FO Waste Management; CPI HOOU-FO HES Committee
Subject: FW: [HES MOMENT] : Hati-Hati dengan Jarum pentol....sungguh berbahaya........
Importance: High

Terima kasih pak Yunendri.

Saya sharekan ke FO employee.

Wasalam

______________________________________________
From: Yunendri (yunendr)
Sent: Friday, March 13, 2009 1:37 PM
To: CPI HOOU-FO Waste Management; CPI HOOU-FO HES Committee
Subject: FW: [HES MOMENT] : Hati-Hati dengan Jarum pentol....sungguh berbahaya........
Importance: High

Dear All,
Just Info

Thanks
ynd

______________________________________________
From: Bakri, Zulkifli (zulkisg)
Sent: Friday, March 13, 2009 9:15 AM
Subject: [HES MOMENT] : Hati-Hati dengan Jarum pentol....sungguh berbahaya........
Importance: High

Dear Alls,
( send to bcc )

HES MOMENT :




" JARUM PENTUL JILBAB BERBAHAYA ?? "
YA….Jika digunakan dengan cara yang salah.

Pada Selasa/10 Maret 2009 sekira jam 12:30 seorang siswi di salah satu MTS di Rumbai ( teman sekelas anak saya ), memasang jilbabnya setelah selesai mengambil wudhuk. Ketika ia memasang jilbab tersebut, salah satu jarum pentulnya ia gigit. Bersamaan dengan itu, ia terdorong oleh oleh salah seorang anak kecil, dengan tiba-tiba ia tertelan jarum pentul itu. Ia di bawa ke emergency clinik CPI. Ketika di rontgen, kelihatan ada sebuah benda didalam ususnya, namun beberapa titik ususnya sudah ada yang membiru. Ia dibawa ke Awal Bros PKU.

Informasi yang kami terima saat ini, jarum pentul tersebut belum bisa diambil sebab jarum tersebut berjalan2 didalam usus.

Mari kita doakan agar ia mendapat perlindungan dari ALLAH, semoga jarum itu cepat2 lah keluar…kasian khan...
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Hikmah yang perlu diambil dari cerita ini adalah :

* Bagi bapak2 yang memiliki istri/anak yang berjilbab di harapkan untuk memberi tahu keluarganya agar ketika memasang jilbab, jarum pentulnya jangan digigit.( menggigit jarum pentul adalah kebiasaan banyak wanita ketika memasang jilbab …suatu sikap yg berbahaya...).
* Usahakan/carikan solusi yang tepat, bagaimana mencari jilbab yang tidak memakai jarum pentul.
* Usahakan agar jarum pentul diganti dengan alat yang lain namun fungsinya sama.
* Hati-hati menyimpan jarum pentul di rumah, jauh kan dari jangkauan anak-anak….sebab bisa tertelan oleh anak bayi.

Sekian sekilas info keselamatan hari ini.
Wassalam
ZB.



Thank"s



My best RegarDs
BaLaDiL...

Perubahan Iklim dan Ledakan Hama dan Penyakit Tanaman

ini woy tugas BKM


Perubahan Iklim
dan
Ledakan Hama dan Penyakit Tanaman
Oleh:
Dr. Suryo Wiyono
Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Kampus IPB Darmaga Bogor, swiyono2@yahoo.de
Makalah disampaikan pada Seminar Sehari tenttang Keanekaragaman Hayati Ditengah
Perubahan Iklim:
Tantangan Masa Depan Indonesia, Diselenggarakan Oleh KEHATI, Jakarta 28 Juni 2007
Pendahuluan:
Organisme penganggu tanaman (OPT) merupakan faktor pembatas produksi tanaman di
Indonesia baik tanaman pangan, hortikultura maupun perkebunan. Organisme
pengganggu tanaman secara garis besar dibagi menjadi tiga yaitu hama, penyakit dan
gulma. Hama menimbulkan gangguan tanaman secara fisik, dapat disebabkan oleh
serangga, tungau, vertebrata, moluska. Sedangkan penyakit menimbulkan gangguan
fisiologis pada tanaman, disebabkan oleh cendawan, bakteri, fitoplasma, virus, viroid,
nematoda dan tumbuhan tingkat tinggi. Perkembangan hama dan penyakit sangat
dipengaruhi oleh dinamika faktor iklim. Sehingga tidak heran kalau pada musim hujan
dunia pertanian banyak disibukkan oleh masalah penyakit tanaman sperti penyakit
kresek dan blas pada padi, antraknosa cabai dan sebagainya. Sementara pada musim
kemarau banyak masalah hama penggerek batang padi, hama belalang kembara, serta
thrips pada cabai.
Akhir-akhir ini perubahan iklim seperti peningkatan temperatur yang berkaitan dengan
peningkatan kadar CO2 atmosfer (Boland et al., 2004) mulai diperhatikan kalangan
internasional maupun nasional. Bersumber pada data NASA Goddard Institute for Space
Studies (GISS) Yayasan Pelangi menyatakan bahwa tahun dibanding tahun 1951-1980
suhu permukaan rata-rata Indonesia mengalami peningkatan 0,5 – 1 C (Kompas 4 Januari
2006). Apakah perubahan iklim tersebut berdampak pada masalah hama dan penyakit
yang ada, dan apakah masalah hama- penyakit yang terkini di lapangan berkaitan dengan
perubahan iklim tersebut. Tulisan ini berupaya untuk memahami hubungan faktor faktor
iklim dengan perkembangan hama/penyakit, dikaitkan dengan fenomena permasalahan
hama-dan penyakit terkini yang ada di lapangan. Sumber data hama dan penyakit
berasal dari data luas serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) yang disajikan
oleh Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat Perlindungan Tanaman
Hortikultura, Laporan Safari Gotong Royong Nastari Bogor dan Klinik Tanaman IPB th
2007 di mana penulis ikut serta di dalamnya, serta pengamatan lapangan penulis di
berbagai daerah di Pulau Jawa.
Konsep Segitiga Penyakit:
Konsep ini berawal dari Ilmu Penyakit Tumbuhan, namun juga dapat diterapkan pada
bidang ilmu hama . Pada dasarnya penyakit hanya dapat terjadi jika ketiga faktor yaitu
patogen, inang dan lingkungan mendukung. Inang dalam keadaan rentan, patogen
bersifat virulen (daya infeksi tinggi) dan jumlah yang cukup, serta lingkungan yang
mendukung. Lingkungan berupa komponen lingkungan fisik (suhu, kelembaban,
cahaya) maupun biotik (musuh alami, organisme kompetitor). Dari konsep tersebut jelas
sekali bahwa perubahan salah satu komponen akan berpengaruh terhadap intensitas
penyakit yang muncul.
Pengaruh Faktor-faktor Iklim terhadap Hama
Hama seperti mahluk hidup lainnya perkembangannya dipengaruhi oleh faktor faktor
iklim baik langsung maupun tidak langsung. Temperatur, kelembaban udara relatif dan
foroperiodisitas berpengaruh langsung terhadap siklus hidup, keperidian, lama hidup,
serta kemampuan diapause serangga. Sebagai contoh hama kutu kebul (Bemisia tabaci)
mempunyai suhu optimum 32,5º C untuk pertumbuhan populasinya (Bonaro et al. 2007).
Contoh yang lain adalah pertumbuhan populasi penggerek batang padi putih berbeda
antara musim kemarau dan musim hujan, sementara itu panjang hari berpengaruh
terhadap diapause serangga penggerek batang padi putih (Scirpophaga innotata) di Jawa
(Triwidodo, 1993). Umumnya serangga-serangga hama yang kecil seperti kutu-kutuan
menjadi masalah pada musim kemarau atau rumah kaca karena tidak ada terpaan air
hujan. Pada percobaan dalam ruang terkontrol peningkatan kadar CO2 pada selang 389-
749μl/L meningkatkan reproduksi tungau Tetranychus urticae (Heagle et al., 2002)
Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh faktor iklim terhadap vigor dan fisiologi
tanaman inang, yang akhirnya mempengaruhi ketahanan tanaman terhadap hama.
Temperatur berpengaruh terhadap sintesis senyawa metabolit sekunder seperti alkaloid,
falvonoid yang berpengaruh terhadap ketahannannya terhadap hama. Pengaruh tidak
langsungnya adalah kaitannya dengan musuh alami hama baik predator, parasitoid dan
patogen. Sebagai contoh adalah perkembangan populasi ulat bawang Spodoptera exigua
pada bawang merah lebih tinggi pada musim kemarau, selain karena laju pertumbuhan
intrinsik juga disebabkan oleh tingkat parasitasi dan tingkat infeksi patogen yang rendah
(Hikmah, 1997).
Faktor-faktor iklim dan penyakit tumbuhan.
Dari konsep segitiga penyakit tampak jelas bahwa iklim sebagai faktor lingkungan fisik
sangat berpengaruh terhadap proses timbulnya penyakit. Pengaruh faktor iklim terhadap
patogen bisa terhadap siklus hidup patogen, virulensi (daya infeksi), penularan, dan
reproduksi patogen. Pengaruh perubahan iklim akan sangat spesifik untuk masing
masing penyakit. Garret et al. (2006) menyatakan bahwa perubahan iklim berpengaruh
terhadap penyakit melalui pengaruhnya pada tingkat genom, seluler, proses fisiologi
tanaman dan patogen. Bakteri penyebab penyakit kresek pada padi Xanthomonas oryzae
pv. oryzae mempunyai suhu optimum pada 30º C (Webster dan Mikkelsen, 1992)
). Sementara F. oxysporum pada bawang merah mempunyai suhu pertumbuhan
optimum 28-30 º C (Tondok, 2003). Bakteri kresek penularan utamanya adalah melalui
percikan air sehingga hujan yang disertai angin akan memperberat serangan. Pada
temperatur yang lebih hangat periode inkubasi penyakit layu bakteri (Ralstonia
solanacearum ) lebih cepat di banding suhu rendah. Sebaliknya penyakit hawar daun
pada kentang yang disebabkan oleh cendawan Phytophthora infestans lebih berat bila
cuaca sejuk (18-22 º C) dan lembab.
Faktor-faktor iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan tanaman inang. Tanaman
vanili yang stres karena terlalu banyak cahaya akan rentan terhadap penyakit busuk
batang yang disebabkan oleh Fusarium. Ekspresi gejala beberapa penyakit karena
virus tergantung dari suhu.
Dinamika lingkungan biotik juga dipengaruhi oleh faktor-faktor iklim. Habitat mikro
daun atau disebut filoplan mempunyai tingkat kolonisasi ragi (yeast) yang lebih tinggi
dibanding akar karena kemampuan mikrob tersebut untuk mentolerir kekeringan. Yeast
tersebut berperan penting dalam pengendalian hayati penyakit-penyakit yang menyerang
tajuk. Jenis dan kelimpahan cendawan penghuni daun bawang merah yang bersifat
saprofitik dipengaruhi oleh curah hujan dan kelembaban udara relatif (Wiyono, 1997).
Perkembangan Hama-Penyakit Tanaman Terkini
Beberapa perubahan pada tiga tahun terakhir terjadi pada masalah hama dan penyakit di
Indonesia yaitu eskalasi, peningkatan status dan degradasi.
Eskalasi
Pada kondisi ini hama-penyakit yang dulunya penting menjadi makin merusak,
atau tingkat kerusakannya menjadi lebih besar. Contoh dari kasus ini adalah makin
meningkatnya populasi dan kerusakan hama Thrips sp. pada tanaman cabai. Pada tahun
kemarau 2006 Thrips menimbulkan kerugian yang besar pada usaha tani cabai di Tegal
dan Brebes. Pada saat itu populasi sangat tinggi dan kerusakan berat, dan dilapangan
tidak ada satu pestisida sintetik pun yang efektif mengendalikannya Pada tiga tahun
terakhir ini menurut pengamatan penulis dan juga Laporan Safari Gotong Royong
Nastari-Klinik Tanaman IPB (2007) serangan Thrips sp. Makin berat pada berbagai
daerah pertanaman cabai seperti Brebes, Tegal, Pati, Klaten, Magelang dan Wonogiri.
Thrips lebih berkembang pada musim kemarau, akan berkembang bila kemaraunya
makin kering dan suhu rata-rata makin panas. Sebagai pembanding Thrips palmi pada
terong di Taiwan mempunyai suhu optimum untuk perkembangan populasi pada 25 – 30
º C (Chen dan Huang, 2004).
Selain itu serangan antraknosa cabai (Colletotrichum sp.) pada tahun-tahun
terakhir ini juga makin berat. Cendawan fitopatogen ini berkembang pada musim hujan
dan suhu yang hangat. Pengamatan penulis juga menunjukkan bahwa ekspresi gejala
antraknosa cabai tidak hanya menimbulkan busuk pada buah tetapi juga mati ranting,
sekali lagi menggambarkan makin beratnya penyakit ini. Penelitian dalam ruang
terkendali di Australia menunjukkan bahwa peningkatan kadar CO2 dari 350 ppm
menjadi 700 ppm meningkatkan jumlah bercak dan keparahan penyakit antraknosa
(Colletotrichum gloeosporioides) pada Stylosanthes (Chakraborty et al. 2002). Apakah
peningkatan antraknosa di Indonesia juga dipengaruhi peningkatan kadar CO2, masih
perlu diteliti lebih lanjut.
Peningkatan Status
Pada tipe ini hama/penyakit yang sebelumnya dianggap penyakit hama/penyakit minor
berubah menjadi hama/penyakit penting. Contoh dari tipe perobahan ini adalah
penggerek padi merah jambu (Sesamia inferens). Sebelumnya dinyatakan bahwa
keberadaan penggerek batang merah jambu tidak banyak bila dibanding penggerek
batang lainnya yaitu pengerek batang padi kuning (Scirpophaga incertulas), dan
penggerek batang padi putih (Scirpophaga innnotata). Pengamatan pada bulan April-
Mei 2007 disejumlah tempat di Jawa yaitu Indramayu, Magelang, Semarang, Boyolali,
Kulonprogo, dan Ciamis menunjukkan dominansi penggerek merah jambu dalam
komunitas penggerek meningkat (Nastari Bogor dan Klinik Tanaman IPB, 2007).
Kalshoven (1981) menyatakan bahwa penggerek merah jambu banyak berkembang di
daerah-daerah kering yang mempunyai iklim kemarau yang jelas. Masih menjadi
pertanyaan apakah peningkatan dominansi penggerek merah jambu berkaitan dengan
musim kemarau yang lebih panjang. Pada musim hujan 2007 Provinsi Jawa Tengah dan
Jawa Timur mempunyai daerah kekeringan terluas dan melebihi rata-rata 5 tahun
terakhir. (http://www.deptan.go.id/setjen/humas/berita/Serangan%20OPT.htm)
Penyakit kresek/BLB (bacterial leaf blight) pada padi oleh Xanthomonas oryzae pv.
oryza menjadi penyakit terpenting dalam tiga tahun terakhir. Sepuluh tahun yang lalu
penyakit ini tidak pernah dianggap sebagai penyakit penting sehingga penelitian
terhadapnya pun juga kurang. Suhu optimum utuk perkembangan penyakit adalah 30 C
(Saddler, 2000). Karena penulatran utamanya melalui percikan air, hujan angin akan
sangat memperberat penyakit karena. Apabila terjadi peningkatan suhu rata-rata akan
mendorong perkembangan penyakit ini. Webb dalam Garret et al., (2006) juga
menyatakan bahwa gen ketahanan padi terhadap X. oryzae pv. oryzae yaitu Xa 7
terekspresi lebih baik pada suhu yang meningkat, namun gen ketahanan lainnya justru
terkspresi pada suhu yang lebih rendah.
Penyakit moler/twisting disease pada bawang merah pada tahun 1997 tidak merupakan
penyakit utama oleh petani bawang baik dataran rendah maupun tinggi (Triwidodo et al.,
1997). Pada lima tahun terakhir terjadi peningkatan kejadian penyakit ini . Dua tahun
terakhir penyakit ini menjadi penyakit utama pada bawnag merah di baerbagai daerah
sentra produksi seperti Brebes. Menurut Tondok (2003) Fusarium oxysporum, yang
merupakan penyebab penyakit ini pertumbuhan optimum in vitro adalah pada suhu 25-30
º C. Pada suhu yang tinggi umumnya tanaman lebih stres dan lebih rentan terhadap F.
oxysporum. Walaupun sulit untuk mengatakan bahwa perubahan iklim yaitu
peningkatan suhu merupakan satu satunya penyebab peningkatan status penyakit ini,
karena juga terkait dengan kandungan bahan organik tanah yang makin rendah, serta
distribusi yang luas melalui umbi bibit, namun tampaknya cukup berkontribusi dalam
peningkatan keparahan penyakit twisting.
Virus gemini merupakan contoh yang fenomenal. Lima tahun yang lalu tidak merupakan
penyakit yang penting tetapi sekarang ini menjadi penyakit cabai yang paling penting
hampir disemua daerah pertanaman cabai dan tomat di Pulau Jawa seperti Bogor,
Cianjur, Brebes, Wonosobo, Magelang, Klaten, Boyolali, Kulonprogo, Blitar, dan
Tulungagung (Nastari Bogor dan Klinik Tanaman IPB, 2007). Penyakit ini
menimbulkan daun menjadi menguning (yellowing), dan gejala lebih jelas pada daun
muda. Epidemi dari penyakit ini salah satunya ditentukan oleh dinamika populasi
serangga vektor yaitu kutu kebul Bemisia tabaci. Hingga saat ini belum ada penelitian
yang mendalam untuk meneliti faktor penyebab ledakan penyakit virus gemini ini.
Tetapi data biologi populasi B. tabaci menunjukkan bahwa laju pertumbuhan intrinsik
dipengaruhi oleh suhu. Laju pertumbuhan intrinsik B. tabaci pada tomat meningkat
dengan meningkatnya suhu uji yaitu 0.0450 (pada 17 °C) menjadi 0.123 ( 30 °C)
(Bonaro et al.., 2007). Peningkatan keparahan penyakit-penyakit tanaman oleh virus
yang disebabkan oleh perubahan iklim juga diramalkan oleh Boland et al., (2004) di
Kanada yang berkaitan dengan perkembangan serangga vektor.
Degradasi
Sepanjang pengamatan lapangan penulis, terjadi penurunan penyakit hawar daun tomat
oleh Phytophthora infestans. Pada bulan April-Mei 2007, yang berarti musim hujan di
Jawa, penyakit ini jarang sekali ditemukan pada tomat dataran tinggi. Sebelumnya
dinyatakan bahwa penyakit ini merupakan penyakit tomat terpenting di dataran tinggi.
Penyakit hawar daun tomat lebih berkembang pada kondisi yang sejuk yaitu suhu 18-22 º
C dan lembab (Semangun, 1989). Selain itu penyakit embun bulu yang disebabkan oleh
Peronospora destructor yang pada tahun 1997 merupakan penyakit yang paling penting
bagi petani bawang merah dataran tinggi (Triwidodo et al., 1993) Pada tahun 2007 ini
sangat rendah serangannya, dan tidak dianggap penting lagi oleh petani. Boland et al.,
(2004) juga meramalkan bahwa dengan peningkatan suhu penyakit hawar daun
tomat/kentang oleh P. infestans dan embun bulu pada bawnag bombay di Kanada akan
menurun.
Fakta di atas menunjukkan indikasi kuat tentang kaitan perubahan iklim sperti
peningkatan suhu dengan masalah hama dan penyakit di Indonesia. Namun demikian
untuk pemahaman masalah secara komprehensif perlu dilakukan kajian yang khusus
dampak iklim terhadap perubahan hama dan penyakit sehingga dapat dirumuskan
langkah antisipasi yang tepat baik oleh pemerintah, maupun masyarakat.
Antisipasi
Menghadapi perubahan iklim dalam kaitan dengan perkembangan hama dan penyakit
tanaman diperlukan beberapa langkah yang sesuai. Kajian komperehensif dampak
perubahan iklim terhadap hama dan penyakit tanaman perlu dilakukan untuk menentukan
langkah yang tepat bagi pemerintah maupun petani. Selain itu diperlukan peningkatan
pemahaman agroekosistem oleh petani sehingga lebih jeli mengamati dan mensikapi
perubahan yang ada. Beberapa pengetahuan pribumi (indigenous knowledge) yang
didasari oleh pengaturan masa tanam seperti pranata mangsa dalam masyarakat Jawa
perlu dikaji kembali dan di rejuvenasi menghadapi perubahan yang berlangsung. Melihat
masalah hama dan penyakit yang makin berat di Indonesia dari tahun ke tahun, perlu
pendekatan sistem Pengendalian Hama Terpadu Biointensif (Bio-intensive IPM) yang
mengoptimalkan sumberdaya hayati yang ada. Untuk itu semua, kerjasama antara petani,
pemerintah (pusat-daerah), perguruan tinggi/lembaga penelitian , civil society yang riil
diperlukan.
Daftar Pustaka
Anderson, PA. AA Cunningham, NG Pate, FJ Morales, PR Epstein, P. Daszak. 2004.
Emerging infectious diseases of plants: pathogen pollution, climate change and
agrotechnology drivers. Trends in Ecol. and Evol. 19: 535-543
Bonaro, O., A Lurette,, C Vidal, J Fargues. 2007. Modelling temperature-dependent
bionomics of Bemisia tabaci (Q-biotype) Physiological Entomology,32: 50-55
Chakraborty, S, G Murray, N. White. 2002. Impact of Climate Change on Important
Plant Diseases in Australia. A report for the Rural Industries Research and Development
Corporation by April 2002. RIRDC Publication No W02/010
Chen, C. N., Huang, L. H., 2004. Temperature effect on the life history traits of Thrips
palmi Karny (Thysanoptera: Thripidae) on eggplant leaf.. Plant Protec. Bull. (Taipei),
46 : 99-111
demioly / Épidémiologie
Boland, G.J. M.S. Melzer, A. Hopkin, V. Higgins, and A. Nassuth. 2004. Climate
change and plant diseases in Ontario. Can. J. Plant Pathol. 26: 335–350
Garret, K.A., S.P. Dendy, E.E. Fraih, M.N. Rouse, S.E. Travers. 2006. Climate change
effect to plant disease: genome to ecosystem. Ann, Rev. Phytopathol 44;489-509
Heagle, A.S. J. C. Burns, D. S. Fisher, And J. E. Miller. 2002. Effects of carbon dioxide
enrichment on leaf chemistry and reproduction by twospotted spider mites (Acari:
Tetranychidae) on white clover. Environ. Entomol. 31: 594-601
Hikmah, Y. 1997. Tingkat parasitasi larva Spodoptera exigua pada musim hujan dan
musim kemarau. Skripsi. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanaian
IPB.
http://www.deptan.go.id/ditlinhorti/. Di download tanggal 15 Juni 2007.
http://www.deptan.go.id/ditlin-tp/. Di download tanggal 15 Juni 2007.
http://www.deptan.go.id/setjen/humas/berita/Serangan%20OPT.htm Di download tanggal
15 Juni 2007.
Kalshoven, LGE. 1981. Pests of Crops in Indonesia. PT Ichtiar Baru-van Hoeve.
Jakarta.
Nastari Bogor dan Klinik Tanaman IPB. 2007. Laporan Safari Gotong Royong Sambung
Keperluan untuk Petani Indonesia di 24 Kabupaten-Kota di Pulau Jawa 4 April-2 Mei
2007.. Yayasan Nastari Bogor- Klinik Tanaman IPB.
Saddler, GS. 2000. IMI Description of Fungi and Bacteria No. 146 sheet 1457.
Schwartz, H.F. dan S.K. Mohan. 1995. Compendium of Onion and Garlic Diseases.
APS Press. Minnesota
Semangun, H. 1989. Penyakit Penyakit Tanaman Hortikultura di Indonesia. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta
Tondok, E. 2001. The Causal Agent of Twisting Disease of Shallot. Master Thesis.
University of Goettingen, Germany
Triwidodo, H, T.S. Yuliani, D. Prijono dan S. Wiyono. 1998. Pengembangan Teknologi
dan Pemasyarakatan PHT Bawang Merah. Laporan Akhir Penelitian Hibah Bersaing
Dikti. LP IPB Bogor.
Triwidodo, H. 1993. Bioecology of White Stem Borer of Rice in Indonesia. Ph D
Thesis. University of Wisconsin, Madison
Webster, R.K. dan D.S. Mikkelsen. 1992. Compendium of Rice Diseases. APS Press.
Minnesota
Wiyono, S. 1997. Succession and Diversity of Shallot Phylloplane Fungi: Its Relation to
Purple Blotch Disease. Master Thesis. University of Goettingen, Germany



SUMBER ARTIKEL>>> KLIK DI SINI


Thank's



My Best reGards
BaLaDiL......

KODE AKSES NOKIA & SONYERICCSON

Kode akses Nokia
*#30# : Menampilkan ‘private number’ yang menghubungi anda.
*#73# : Mereset timer ponsel dan skor game (pada beberapa ponsel).
*#7780# : Mengembalikan ke setting pabrik (factory setting).
*#2820# : Alamat IP perangkat Bluetooth (untuk ponsel yang mempunyai Bluetooth).
xx# : Akses cepat ke nama/nomer telepon di phone book ponsel, misalnya 20#.
Tombol off : Menekan dengan singkat, untuk berpindah antar profile.
*3370# : Mengaktifkan EFR(Enhanced Full Rate) Codec (tidak berlaku di ponsel Symbian).
#3370# : Menonaktifkan EFR Codec.
*#4270# : Mengaktifkan Half Rate Codec.
*#4270# : Menonaktifkan Half Rate Codec.
*#0000# : Menampilkan versi software ponsel.
*#9999# : Kode alternatif jika *#0000# tidak bekerja.
*#06# : Melihat nomor IMEI (Internasional Mobile Equipment Identity).
*#21# : Mengecek nomor pengalihan “All Call” yang digunakan.
*#2640# : Menampilkan kode keamanan ponsel yang digunakan.
*#43# : Mengecek status “Call Waiting”.
*#61# : Untuk mengecek nomor pemanggil yang dialihkan ketika tak anda jawab.
*#62# : Mengecek nomor pemanggil yang dialihkan ketika ponsel anda di luar jangkauan.
*#67# : Mengecek nomor pemanggil yang dialihkan ketika ponsel anda sedang sibuk.
**21*number# : Menghidupkan pengalihan “All Call” pada nomor yang diisi.
**61*number# : Menghidupkan pengalihan “No Reply” pada nomor yang diisi.
**67*number# : Menghidupkan pengalihan “On Bussy” pada nomor yang diisi.
*#67705646# : Mengganti logo operator logo pada Nokia 3310 dan 3330.
*#746025625# : Menampilkan status SIM Clock.
*#7760# : Menampilkan kode pabrikan (sebagian besar ponsel tipe lama).
*#92702689# : Memunculkan : 1. Serial Number, 2. Date Made, 3. Purchase Date, 4. Date of last repair, 5.Transfer user data. Keluar dari mode ini harus merestart ponsel ( pada beberapa ponsel ).

Kode akses Sony Ericsson :
*#06# : Melihat nomor IMEI (Internasional Mobile Equipment Identity).
*#0000# : Mereset bahasa kembali ke English.
> * < < * < * : Service Menu - menampilkan versi software ponsel. Tekan “Yes” berulang-ulang untuk melihat semua data software dan tekan “>” untuk melihat semua teks yang terdapat pada ponsel.
< * * < : Mengunci SIM Card. Sortcuts : 1. Menyimpan nomor “Missed Call” di direktori ponsel. Cari menu “Missed Call”, tekan “Yes” untuk menampilkan nomor yang dituju. Tekan nomor apa saja ( 0 sampai 9 ), kemudian tekan “clear” sekali untuk memblok nomor tersebut, kemudian tekan dan tahan “<” sampai muncul “Store”, tekan “Yes”. 2. Menyembunyikan nomor. Setelah menekan nomor yang dituju dan sebelum menekan “Yes”, tekan ‘ > ‘ 2 kali untuk memilih “Hide Id?” dan tekan ‘Yes’.

3. Mengecek level batere ketika ponsel mati (off ).
Tekan ‘No’ secara cepat 1 x dan tunggu hingga tampilan baterai terlihat.

4. Menyimpan nomor di memori ponsel (bukan SIM Card).
Ikuti prosedur normal untuk menyimpan nomor. Ketika tampilan untuk menyimpan terlihat tekan ‘#’ sekali dan lokasi yang diinginkan, atau tekan ‘#’ 2 kali untuk melihat posisi lanjutan.

5. Menghubungi nomor dari pesan SMS.
Mengarahkan kursor pada nomor yang tertulis, kemudian tekan “Yes”.

Shortcut Penampilan Gambar :
(Berlaku di sebagian besar ponsel Symbian).
Ketika melihat image atau gambar di galeri, tekan :
1 : untuk memutar gambar ke kiri.
2 : untuk memutar gambar ke kanan.
5 atau 7 : untuk memperbesar (zoom) gambar.
* : untuk tampilan fullscreen atau non fullscreen.
Catatan : perintah angka di atas bisa berbeda di setiap ponsel.

Hard Reset :
Peringatan !!! Semua data ponsel akan hilang.
Dalam keadaan ponsel mati (off), tekan secara bersamaan tombol telepon (bicara), angka 3, dan tombol * (bintang). Kemudian dalam keadaan menekan ketiga tombol tersebut, tekan tombol On. Trik ini berlaku di sebagian besar ponsel Nokia.

Update Tambahan Nokia GSM
Nokia 21xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#3283# Minggu Produksi/Bulan & Tahun
*#9999# Versi Software

Nokia 32xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#0000# Versi Software
*#92702689# Menu Layanan
*#746025625# Sim Clock Stop
*3370# EFR aktif, suara lebih jernih, baterai cepat habis.
#3370# EFR inactive.
*4720# HR aktif, suara tidak lebih jernih, baterai tahan lama.
#4720# HR OFF.

Nokia 51xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#0000# Versi Software
*#92702689# Menu layanan
*3370# EFR aktif, suara lebih jernih, baterai cepat habis.
#3370# EFR inactive.
*4720# HR aktif, suara tidak lebih jernih, baterai tahan lama.
#4720# HR OFF.

Nokia 61xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#0000# Versi Software
*#92702689# Menu layanan
*3370# EFR aktif, suara lebih jernih, baterai cepat habis.
#3370# EFR inactive.

Nokia 81xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#8110# Versi Software, tanggal produksi & nomor model
*#92702689# Menu layanan

Nokia 88xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#0000# Versi Software
*#92702689# Menu Layanan
*3370# EFR aktif, suara lebih jernih, baterai cepat habis.
#3370# EFR inactive.

Nokia 90xx
Kode Penjelasan
*#06# Kode IMEI
*#6823711
58412125# Versi Software
*#3283# Tanggal Produksi


Thank:s


My beSt regarDs

BaLaDiL...

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Pertanyaan dan Jawaban Tentang
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)
1. Apa yang disebut dengan Demam Berdarah Dengue (DBD)?
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus dengue. Ada 4 jenis virus dengue yaitu DEN-1,
DEN-2, DEN-3, dan DEN-4.
Infeksi virus dengue dapat menyebabkan gejala klinis berbeda pada
manusia. Sebagian besar (87%) orang yang terinfeksi oleh virus
dengue tidak menunjukkan gejala apapun (asimtomatik), sebagian
menderita demam dengue (DD), sebagian mengalami Demam
Berdarah Dengue (DBD) dan sebagian kecil dapat mengalami
keadaan yang berat yang disebut dengan gejala syock dengue atau
Dengue Syock Syndrome (DSS). Diperkirakan ratusan juta orang
terinfeksi virus dengue setiap tahun di seluruh dunia.
2. Bagaimana mengenali penyakit DBD?
Keberhasilan penanganan penyakit DBD sering ditentukan oleh
cepat atau lambatnya penyakit tersebut diketahui. Untuk itu
keluarga dan masyarakat perlu mengenali gejala dan tanda dari
penyakit ini. Gejala dan tanda DBD adalah sbb:
 Biasanya penderita tinggal di daerah endemis DBD, atau
baru pulang dari daerah dimana penyakit DBD sedang
berjangkit.
 Mendadak panas tinggi yang dapat berlangsung selama 2
sampai 7 hari
 Sakit kepala dan rasa sakit seluruh tubuh.
 Bagian belakang matav terasa sakit kalau digerakkan.
 Tampak bercak-bercak merah pada kulit, yang tidak hilang
apabila ditekan.
 Kadang-kadang terjadi perdarahan di hidung (mimisan),
gusi, saluran penceranaan (muntah darah).
 Sering terasa nyeri di ulu hati.
 Pada kasus yang berat yang disebut DSS (Dengue Syock
Syndrome), penderita tiba-tiba gelisah, tangan dan kakinya
dingin dan berkeringat, tidak sadar (syock) dan dapatberakhir dengan kematian.

Pada penderita DBD, terjadi gangguan pada dinding pembuluh
darah. Pembuluh darah kecil (kapiler) menjadi “bocor” sehingga
cairan dari darah dapat keluar dari pembuluh darah. Keadaan
ini dapat menyebabkan kegagalan sirkulasi darah dan syock,
diikuti dengan kematian, apabila kegagalan sirkulasi darah tidak
segera dikoreksi.
Penyakit DBD dapat fatal kalau terlambat dikenali dan tidak
ditangani sebagaimana mestinya. Dengan penanganan yang
baik, tingkat kematian diantara penderita DBD adalah kurang
dari 1%.
3. Apa pengobatan untuk penyakit DBD?
Sampai sat ini belum ada pengobatan khusus untuk penyakit
DBD. Namun demikian penyakit ini dapat ditangani secara
efektif dengan penggantian cairan, asalkan cepat diketahui dan
ditangani. Perawatan di rumahsakit diperlukan untuk
penggantian cairan yang memadai.
Keluarga dapat berperan dalam pengenalan dan penanganan
awal DBD. Tindakan yang dapat dilakukan adalah sbb:
a. Penderita diberikan minum yang lebih banyak: air minum, air
susu, air oralit, air buah dll
b. Pasien anak-anak diberikan kompres dengan air suam2kuku.
c. Berikan obat penurun panas parasetamol.
d. Segera bawa penderita ke fasilitas kesehatan.

4. Bagaimana penyakit DBD ditularkan?
Penyakit DBD ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui
nyamuk aedes yang sudah terinfeksi dengan virus dengue. Nyamuk
aedes terinfeksi dengan virus dengue ketika nyamuk tersebut
mengisap darah dari orang yang telah terinfeksi virus dengue. Setelah
1 minggu, nyamuk tersebut sudah dapat menularkan virus ke orang
lain. Penyakit DBD tidak dapat menular langsung dari orang ke orang.
Nyamuk Aedes aegypti (A.aegipty) adalah vektor atau penyebar virus
dengue yang paling utama. Vektor lainnya adalah Aedes albopictus.
1. Seseorang tertular virus dengue pada
saat nyamuk menghisap darahnya.
Virus terdapat dalam air liur nyamuk.
2. Virus segera menuju ke kelenjar
getah bening.
3. Virus menyebar ke seluruh tubuh.
4. Terjadi viremia (dijumpainya virus
dalam darah) dan orang tersebut
mulai demam.
5. Nyamuk dapat terinfeksi apabila
menghisap darah penderita DBD.
6. Virus menuju ke lambung nyamuk
dan memperbanyak diri.
7. Virus menuju ke kelanjar ludah
nyamuk dan siap ditularkan ke
manusia.

5. Bagaimana mengenali nyamuk Aedes Aegipty?
 Berwarna hitam belang-belang putih.
 Berkembang biak di air tergenang yang relatif bersih.
 Bak mandi/WC/Drum.
 Tempat minum burung.
 Vas bunga
 Kaleng, ban bekas,botol, plastik yang dibuang di sembarang
tempat.
 Talang air.
 Lubang pohon
 Menghisap darah pada pagi dan sore hari.
 Mampu terbang 100 - 200 meter.
 Menghisap darah manusia pada siang hari
 Senang hinggap pada pakaian yang bergantungan di dalam
kamar
 Bersarang dan bertelur pada genangan air jernih, seperti : bak


Daur Hidup Nyamuk Aedes aegipty
 Nyamuk Ae.aegipty senang meletakkan telurnya di dinding wadah yang berisi
air, terutama wadah buatan manusia seperti bak mandi, ember, ban bekas dll.
Nyamuk ini lebih menyukai wadah yang gelap seperti ban bekas dll.
 Menyukai tempat dekat pemukiman manusia.
 Menyukai tempat-tempat yang gelap untuk beristirahat, seperti bagian bawah
tempat tidur, kain yang digantung dll.
 Setelah tergenag air selama 1-2 hari, telur menetas dan mnejadi larva atau
jentik. Jentik berubah menjadi pupa (kepompong setelah 3-4 hari untuk
akhirnya menjadi nyamuk dewasa 1-2 hari kemudian.
 Hanya nyamuk betina yang mengisap darah karena diperlukan untuk
pembuatan telur nyamuk.

6. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah tertular
penyakit DBD?
Sampai sekarang tidak ada vaksin maupun obat untuk
melindungi seseorang dari infeksi virus dengue. Cara terbaik
untuk melindungi diri adalah dengan mengendalikan nyamuk
aedes, nyamuk penular nyamuk DBD.
Cara pencegahan terbaik yang dapat dilakukan warga yang
tinggal di daerah endemis DBD adalah dengan mengenali
tempat-tempat nyamuk meletakkan telurnya, terutama wadah
buatan manusia yang dapat menampung air, untuk kemudian
dilakukan tindakan-tindakan untuk membuat nyamuk sulit
berkembang biak, antara lain dengan Gerakan 3M: Menguras,
Mengubur dan Menutup.
Wadah yang dapat menampung air atau biasa digunakan untuk
menampung air seperti bak dan ember plastik, drum, harus
diberi penutup. Ban bekas, dilobangi atau disimpan sehingga

tidak menampung air pada saat hujan. Tempat minum hewan
peliharaan dan vas bunga harus dikuras dan dikosongkan
sekurang-kurangnya 1x seminggu. Tindakan-tindakan tersebut
dapat merusak telur dan jentik nyamuk A.aegipty (nyamuk DBD)
dan mengurangi jumlah nyamuk dewasa.
Bagi warga yang tinggal di, atau berkunjung ke daerah endemis
DBD, risiko digigit nyamuk A.aegipty dapat dikurangi dengan
penggunaan pendingin udara (AC), pemasangan jaring nyamuk
di pintu dan jendela rumah. Cara lainnya adalah dengan
menggunakan pakaian (baju lengan panjang dan celana
panjang,) atau cairan tertentu (repellent) yang dioleskan dikulit
bagian tubuh yang terbuka. Cairan (repellent) tersebut banyak
dijual dan mudah didapat.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 4 cara
pengendalian nyamuk Ae.aegipty: Pembersihan lingkungan
hidup, Perlindungan diri, Pengendalian nyamuk dengan cara
biologi, Pengendalian nyamuk dengan cara kimiawi.
A. Pembersihan lingkungan hidup.
 Menguras bak mandi sekurang-kurangnya sekali
seminggu;
 Menutup rapat tempat penampungan air;
 Mengubur barang bekas yang dapat menampung air;
 Mengganti air di tempat minum burung, vas bunga dan
perangkap semut setiap minggu.
 Membersihkan saluran air (talang) supaya air tidak
tergenang.
 Jangan menempatkan ban bekas di tempat terbuka,
sehingga tidak menjadi tempat perindukan nyamuk.
B. Perlindungan diri;
 Memakai kelambu bila tidur pagi dan sore hari. Hal ini
penting bagi bayi dan Balita yang biasanya tidur pada
jam-jam dimana nyamuk aedes giat mencari makan.
 Memakai baju lengan panjang dan celana panjang.
 Memakai cairan oles pencegah gigitan nyamuk.
 Memasang jaring nyamuk di pintu dan jendela rumah.
 Mencegah penderita DBD digigit oleh nyamuk. Hal ini
dapat mencegah nyamuk memindahkan virus ke oranglain.

C. Pengendalian nyamuk dengan cara biologi,
 Memelihara ikan pemakan jentik di kolam.
 Menaburkan bakteri pembunuh jentik ke dalam kolam.
D. Pengendalian nyamuk dengan cara kimiawi.
 Kalau tempat penyimpanan air sulit dikuras, ditaburi
dengan abate, 10 gr setiap 100 liter air.
7. Apakah fogging atau pengasapan merupakan cara terbaik
dalam memberantas nyamuk DBD?
Fogging atau pengasapan bukanlah cara terbaik untuk
memberantas nyamuk Aedes aegipty. Ada banyak alasan
antara lain:
 Fogging hanya membunuh nyamuk dewasa, tidak membunuh
telur, jentik dan pupa nyamuk.
 Efektivitas fogging dapat dikurangi oleh oleh suhu udara yang
panas, kecepatan angin, dan hujan pada saat pelaksanaan
fogging;
 Tergantung cuaca, fogging hanya efektif dalam beberapa jam.
Setelah itu tidak lagi berpengaruh terhadap nyamuk yang
baru menetas.
 Tidak ramah lingkungan;
 Tidak ekonomis;
Organisa Kesehatan Sedunia mengeluarkan rekomendasi
tentang penggunaan fogging pada Tahun 2000 sbb:
• Fogging tidak efektif, hanya berpengaruh kecil.
• Memberikan rasa aman semu bagi masyarakat.
• Fogging sebaiknya tidak digunakan, kecuali dalam keadaan
genting selama KLB DBD.


8. Apa yang dimaksud dengan Kejadian Luarbiasa DBD?
Kejadian Luarbiasa (KLB) DBD adalah meningkatnya jumlah
kasus DBD di suatu daerah dalam kurun waktu tertentu,
dibanding waktu-waktu sebelumnya. KLB sering terjadi di
daerah tropis, dimana lingkungan sangat mendukung
perkembang-biakan nyamuk Ae. aegipty, terutama di perkotaan
dimana populasi penduduk sangat tinggi dan mutu kebersihan
lingkungan belum baik.
9. Apakah ada waktu tertentu KLB DBD berjangkit?
Penyakit DBD biasanya berjangkit sepanjang tahun di daerah
tropis, termasuk Indonesia. Namun pada waktu musim hujan,
antara Bulan Oktober dan Januari, jumlah kasus meningkat 2kali atau lebih dari jumlah kasus pada hari-hari biasa.



RegarDs
BaLaDiL>_

Masjid Memo From Saudi Council of Muftis

Ini dIa...........................

Saudaraku sesama umat muslim,
Fatwa dari Arab Saudi ini patut kita cermati....
Insya Allah Islam akan semakin mulia di bumi Allah.
amin....

1. Jangan menggunakan ring tone yang memakai AYAT-AYAT dari AL-QURAN...
Ketika menerima panggilan masuk, tanpa disadari.....kita bisa saja memotong ayat yang belum lengkap dikumandangkan.
Lailla ha illlallah akan terdengar sebaliknya kalau hanya terdengar sepotong...

2. Biasakan untuk tetap memakai kata MASJID, bukan MOSQUE, sekalipun sedang berbicara dengan suksu bangsa lain yang berbeda bahasa dengan kita.
Pengucapan MASJID dengan MOSQUE bisa dimaknai menjadi NYAMUK (MOSQUITOES), seperti yang ditemukan oleh Islamic Organization.

3. Tetap menggunakan kata MAKKAH, bukan MECCA seperti yang ditulis atau dilafalkan oleh dunia Barat.
MECCA memiliki arti lain, yaitu Rumah Wines (rumah/gudang alcohol).

4. Selalu menuliskan MUHAMMAD dengan lengkap, jangan menyingkatnya dengan MOHD!
MOHD dalam bahasa lain memiliki arti yang sangat kasar : anjing bermoncong besar...



Teruskan fatwa ini ke sesama Muslim lain sebanyak-banyaknya..................



RegarDs
BaLaDiL>_

No Plastic baG CampaigN


From: CPI Information Update - smb Sent: Monday, November 17, 2008 9:19 AMSubject: No Plastics Bag Campaign

Memorandum

To:
All CPI Sumatera Based Employees
From:
SMO OE/HES Manager
Date:
Rumbai, November 17, 2008
Re:
No Plastic Bag Campaign


Plastic bag is currently part of our shopping culture, will you continue this habit?

Let’s see these facts, plastic bag made from non-renewable petroleum product and it’s depleting, about 9 plastic bags embodied enough energy to drive your car for 1 km. The next day that plastic bag will end up in a landfill, and then it takes 1,000 years for the nature to degrade it. Looking at those facts, I think we all agree that we have to change the habit.

There are a lot of things we can do to at least reduce the use of plastic bags, and the easiest is of course to bring your own shopping bag. To help you start the new habit, OE/HES will distribute fabric shopping bag to all CPI employee with the maximum service date as of 31 December 2007. Of course we are expecting you to use that bag instead of taking plastic bags while shopping.

So don’t wait … Let’s make a change TODAY… Get your bag and use it!!

Happy eco-shopping…

Please
click here for more detail information about plastics and anything we can do to reduce its impact.




Tas plastik telah merupakan bagian dari kebiasaan kita sehari-hari untuk berbelanja. Akankah kita teruskan kebiasaan ini?

Coba kita lihat fakta ini, tas plastik dibuat dari minyak bumi yang tidak terbaharukan, dan jumlahnya kian menipis, sembilan tas plastik mengandung energi yang cukup untuk menjalankan kendaraan Anda 1 km. Keesokan harinya tas plastik ini akan berakhir di tempat sampah, setelah itu alam perlu hingga 1.000 tahun untuk mengurainya. Melihat fakta tersebut, rasanya kita akan sepakat bahwa kebiasaan ini perlu segera dirubah.

Ada banyak hal yang dapat kita lakukan untuk setidaknya mengurangi pemakaian tas plastik ini, yang paling mudah tentu saja adalah membawa dan menggunakan tas Anda sendiri untuk berbelanja. Untuk membantu memulai kebiasaan ini, OE/HES akan membagikan tas-tas kain kepada setiap pegawai CPI yang memiliki service date maksimum sampai dengan tanggal 31 Desember 2007. Tentunya dengan harapan bahwa Anda dan keluarga Anda akan menggunakan tas kain ini dan tidak mengambil tas plastik pada saat Anda berbelanja.

Jadi tunggu apa lagi… Ayo buat perubahan mulai HARI INI… Bawa dan gunakanlah tas belanja Anda sendiri!!

Selamat berbelanja…
Ini hanya sekedar InformasI.......


RegardS

BaLaDiL_>